The Secret: Janji Kebahagiaan atau Jalan Menuju Kesesatan?
Segala puji bagi Allah.
Buku The Secret ditulis oleh seorang produser TV asal Australia bernama Rhonda Byrne. Dia merupakan bagian dari gerakan New Thought, yang meyakini berbagai prinsip metafisik terkait penyembuhan, pengembangan diri, dan bagaimana pikiran bisa memengaruhi dunia fisik. Buku ini membahas konsep-konsep tersebut dan menyebarkannya sesuai dengan prinsip gerakan ini. Seperti yang kamu bilang, buku ini memang sangat populer di seluruh dunia dan bahkan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Setelah membaca dan menganalisis isinya, ternyata buku ini mengandung banyak pemikiran yang menyimpang, baik dari segi akidah maupun keilmuan. Beberapa kesalahan utamanya adalah sebagai berikut:
1. Mengajarkan untuk Tidak Berusaha dan Hanya Mengandalkan Pikiran Positif
Buku ini mempromosikan konsep Law of Attraction, yang pada dasarnya mengatakan bahwa “sesuatu yang serupa akan menarik sesuatu yang serupa.” Artinya, apa pun yang terjadi dalam hidup seseorang, itu terjadi karena dia “menariknya” dengan pikirannya. Menurut teori ini, kalau kamu berpikir positif, maka hal-hal positif akan datang kepadamu, dan sebaliknya. Bahkan, penganut konsep ini percaya bahwa pikiran manusia memancarkan gelombang elektromagnetik yang bisa menarik hal-hal baik atau buruk sesuai frekuensinya.
Padahal, ini jelas bertentangan dengan sains dan akal sehat. Lebih parah lagi, konsep ini juga bertentangan dengan ajaran Islam. Allah memerintahkan manusia untuk berusaha dan mengambil sebab-sebab yang tersedia, bukan hanya berkhayal. Allah berfirman:
“Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya.”
(QS. Al-Mulk: 15)
Kalau semua orang hanya mengandalkan pikiran positif tanpa usaha, dunia ini pasti akan hancur. Tidak perlu lagi ada dokter, insinyur, atau pekerja. Orang sakit cukup berpikir bahwa dirinya sembuh, tanpa perlu berobat. Rumah bisa terbangun hanya dengan membayangkannya. Ini jelas bertentangan dengan realitas kehidupan.
Seorang penyair berkata:
“Jika hanya mengandalkan angan-angan, aku bisa tidur nyenyak sepanjang malam, tapi angan-angan hanyalah modal orang yang tidak punya apa-apa.”
2. Mengagungkan Manusia Secara Berlebihan hingga Seolah Punya Kekuatan Tuhan
Buku ini juga terlalu mengagungkan manusia, seolah-olah manusia punya kekuatan tak terbatas, bahkan bisa “menciptakan” sesuatu hanya dengan memikirkannya. Misalnya, tertulis dalam buku:
“Apa pun yang kita fokuskan dalam pikiran, kita bisa menciptakannya.” (hal. 141)
Ini jelas penyimpangan yang serius dan termasuk bentuk kesyirikan. Allah sudah mengingatkan dalam Al-Qur’an:
“Maka janganlah kalian menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kalian mengetahui (bahwa Dia tidak memiliki sekutu).” (QS. Al-Baqarah: 22)
3. Menyebarkan Paham Panteisme
Buku ini juga mengajarkan paham panteisme, yaitu keyakinan bahwa Tuhan dan alam semesta adalah satu kesatuan. Bahkan, ada kesan bahwa manusia itu sendiri adalah Tuhan dalam bentuk fisik—na’udzu billah. Ini adalah kesesatan yang sering muncul dalam ajaran mistik tertentu.
4. Mempromosikan Keyakinan Hindu-Buddha
Tidak mengherankan jika buku ini sangat disukai oleh penganut agama Hindu dan Buddha, karena memang banyak ajaran dalam buku ini yang sejalan dengan keyakinan mereka. Konsep seperti meditasi untuk menarik energi semesta dan melepaskan diri dari realitas fisik merupakan bagian dari kepercayaan mereka.
5. Mengajarkan untuk Meminta kepada Alam Semesta, Bukan kepada Allah
Dalam buku ini, seseorang disarankan untuk “meminta kepada alam semesta” agar keinginannya terkabul. Ini bertentangan dengan Islam, yang mengajarkan bahwa hanya kepada Allah-lah manusia boleh meminta. Jika seseorang berharap kepada selain Allah dalam perkara yang hanya bisa dilakukan oleh-Nya, maka itu termasuk syirik.
6. Menolak Takdir dan Ketentuan Allah
Buku ini juga mengajarkan bahwa segala sesuatu terjadi murni karena pikiran manusia, bukan karena ketetapan Allah. Ini mirip dengan paham Qadariyah ekstrim, yang menolak takdir. Padahal, dalam Islam, percaya kepada takdir adalah bagian dari rukun iman.
7. Mempromosikan Egoisme dan Hedonisme
Buku ini juga mengajarkan gaya hidup yang hanya berorientasi pada kesenangan diri sendiri. Semua keputusan didasarkan pada “seberapa bahagia kita dengan pilihan itu,” tanpa mempertimbangkan etika dan hukum agama. Dalam Islam, standar hidup seorang Muslim bukan sekadar kesenangan pribadi, tetapi kepatuhan kepada hukum Allah.
Kesimpulan
Dari semua poin di atas, jelas bahwa buku The Secret mengandung banyak kesalahan serius dalam aspek akidah, logika, dan sains. Jadi, sebaiknya hindari buku ini, apalagi jika tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang akidah Islam. Jika ingin tahu lebih banyak tentang kesalahan buku ini, bisa membaca riset berjudul Khuraafat as-Sirr: Qiraa’ah Tahleeliyyah li Kitaab as-Sirr wa Qanoon al-Jadhab (Mitos The Secret: Analisis Kritis terhadap Buku The Secret dan Hukum Daya Tarik).
Semoga Allah melindungi kita dari pemikiran yang menyimpang.
Diterjemahkan dari:
https://islamqa.info/en/answers/112043/the-secret-and-the-law-of-attraction